Bitcoin

Harga Bitcoin

btc

$60,504.00
bybit downs
-0.54%
24H
7D
14D
30D
60D
200D
1Y
Rendah
$--
Tinggi
$--
loading...

Statistik Pasar

Kapitalisasi Pasar
1.20T
Volume 24 Jam
--
Pasokan yang Beredar
19.77M
Pasokan Maksimum
21.00M

Ringkasan Harga Langsung BTC 

Mulai 11 жовт 2024 р., kapitalisasi pasar mata uang kripto global adalah $1.20T dengan perubahan harga langsung sebesar -0.57% dalam 24 jam terakhir. Harga BTC saat ini adalah $60,504.00, dengan volume perdagangan 24 jam sebesar $--. BTC mengalami kenaikan/penurunan sebesar -0.54% dalam 24 jam terakhir, dengan pasokan yang beredar sebanyak 19.77M koin BTC dan pasokan maksimum sebanyak 21.00M koin BTC. BTC berada di peringkat 1 berdasarkan kapitalisasi pasar. Harga tertinggi 24J-nya sebesar $61,247.00, tercatat pada 11 жовт 2024 р., dan harga terendah 24J-nya sebesar $58,935.00, tercatat pada 11 жовт 2024 р..

Berapa Harga Tertinggi BTC?

BTC memiliki harga tertinggi (ATH) sebesar $73,738.00, tercatat pada 14 бер 2024 р..

Berapa Harga Terendah BTC?

BTC memiliki harga terendah  (ATL) of $67.81, tercatat pada 6 лип 2013 р..

Tentang Bitcoin (BTC)

Apa Itu BTC?

Bitcoin (BTC), yang diluncurkan pada tahun 2009, adalah mata uang digital paling awal yang muncul di pasar. Sejak awal, BTC telah menjadi mata uang kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Sebagai mata uang virtual pertama, Bitcoin meraih popularitas yang besar dan berhasil mendorong lahirnya sejumlah mata uang kripto lain. 

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam laporan resminya, Bitcoin memiliki arti yang tampak sederhana: “Sistem tunai elektronik pengguna-ke-pengguna.” Sederhananya, Bitcoin adalah mata uang berbasis perangkat lunak yang memungkinkan terjadinya pembayaran instan di antara dua pihak yang tidak harus berupa manusia. Misalnya, kendaraan Uber atau taksi tanpa sopir dapat memiliki dompet Bitcoinnya sendiri. Selain itu, Bitcoin juga memberikan beberapa peluang untuk mengembangkan Internet of Things

Selain itu, sifat terdesentralisasi dari teknologi pengguna-ke-pengguna (peer-to-peer) ini membuat otoritas terpusat atau pihak penengah, seperti bank, menjadi tidak diperlukan lagi. Berbeda dengan mata uang fiat, BTC dibuat, diperdagangkan, disimpan, dan didistribusikan menggunakan sistem buku besar publik terdesentralisasi yang disebut blockchain.

Siapa Pendiri BTC?

Bitcoin disebutkan untuk pertama kali dalam sebuah buku putih yang dirilis pada tahun 2008 dan ditulis oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto (juga dijuluki “Bapak Bitcoin”). Perangkat lunak Bitcoin diluncurkan pada bulan Januari 2009. Terlepas dari banyaknya spekulasi, identitas penulisnya masih menjadi misteri hingga saat ini. Para ahli meyakini bahwa Satoshi memiliki sekitar 1 juta Bitcoin yang saat ini bernilai sekitar $31 miliar per tanggal 10 Mei 2022 (hampir 5% dari total Bitcoin yang beredar).

Kemungkinan alasan yang mendukung anonimitas Satoshi adalah privasi (dari pemerintah, media, dan bank) serta perlindungan (karena konsep ini mengguncang landasan sistem perbankan dan moneter global yang ada). Selain itu, memiliki kekayaan senilai $31 miliar (per tanggal 10 Mei 2022) dalam mata uang kripto merupakan ancaman terhadap industri yang lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan. Namun, misteri seputar identitas Satoshi sangatlah memikat. Upaya untuk mengungkap identitas orang/sekelompok orang ini jelas akan terus berlanjut. 

Apa Saja Kegunaan Bitcoin?

Awalnya, Satoshi memperkenalkan Bitcoin sebagai mata uang transaksi digital terdesentralisasi. Transaksi Bitcoin pertama di dunia terjadi pada bulan Januari 2009 ketika Satoshi mengirim 10 BTC ke Hal Finney, yaitu pengembang ternama yang mengunduh perangkat lunak Bitcoin pada tanggal perilisannya. Kegunaan Bitcoin sebagai mata uang terus meningkat dari tahun 2009 hingga 2013. Pada tahun 2010, transaksi Bitcoin komersial pertama terjadi ketika seorang pemrogram bernama Laszlo Hanyeczmembeli dua piza Papa John dengan harga 10.000 BTC (jika diingat kembali, tentu saja transaksi tersebut cukup membingungkan). Pada akhir tahun 2012, BitPay, yaitu pemroses pembayaran yang memungkinkan pedagang untuk menerima Bitcoin, memiliki 1.000 pedagang terdaftar yang siap menggunakan layanannya. 

Namun, anonimitas Bitcoin itu sendirilah yang memopulerkannya sebagai media pembayaran untuk transaksi di dark web (web gelap). Pada tahun 2013, FBI membekuk Silk Road, yaitu sebuah situs web gelap, dan mengambil 26.000 BTC. Setelah itu, FBI menyita 144.000 BTC dari pendiri dan mantan pemilik Silk Road, Ross Ulbricht. Saat ini, Ulbricht dikurung di lembaga pemasyarakatan Amerika Serikat yang terletak di Tucson, Arizona. Tahun tersebut terbukti cukup menentukan bagi Bitcoin, karena mata uang tersebut mengalami penggelembungan harga dua kali di tahun yang sama, lalu diikuti dengan kemerosotan harga selama beberapa tahun.

Terlepas dari berita negatif dan fluktuasinya, Bitcoin terus meraih popularitas. Penggelembungan harga tersebut berhasil menarik perhatian para spekulator, sehingga Bitcoin pada akhirnya menjadi “penyimpan nilai atau aset investasi” yang menarik, sama seperti emas. Bitcoin tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki nilai karena persediaannya yang terbatas serta beberapa keunggulan lain, seperti kemudahan untuk dibagi dan dipindahkan.

Para pengguna dan investor Bitcoin selalu bersikap optimistis terkait masa depan mata uang ini. Bitcoin menawarkan biaya transaksi yang lebih rendah dari bank, sekalipun untuk pembayaran internasional. Bitcoin juga menyajikan berbagai peluang dalam bidang Fintech dan Internet of Things (IoT). Oleh karena itu, aset tersebut digunakan untuk melakukan pembayaran instan yang bebas hambatan, pun sebagai penyimpan nilai atau investasi. 

Mengapa Bitcoin Berharga?

Hanya ada sedikit negara yang menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Meskipun begitu, Bitcoin saat ini merupakan mata uang kripto paling berharga di dunia dengan nilai sekitar $31.000 (per tanggal 10 Mei 2022). Sebuah mata uang berhasil memiliki nilai karena lima sifat utama. Mari kita lihat sifat-sifat tersebut dan penerapannya pada BTC.

Kemudahan untuk Dibagi

Bitcoin menawarkan kemudahan pembagian yang lebih tinggi daripada mata uang fiat. Satu Bitcoin dapat dibagi hingga delapan angka di belakang koma. Unit terkecilnya, yaitu Satoshi, setara dengan 0,00000001 BTC (atau seperseratus juta dari satu Bitcoin). Kemudahan untuk dibagi tersebut memungkinkan terjadinya peredaran miliaran unit Bitcoin atau bahkan lebih melalui ekonomi dunia.

Kelangkaan

Dalam laporan resminya, penulis Bitcoin membatasi total persediaan token BTC sebanyak 21 juta. Per tanggal 10 Mei 2022, terdapat sekitar 19 juta token yang beredar. Token terakhir akan ditambang di sekitar tahun 2140. Kelangkaan tersebut tentunya meningkatkan nilai Bitcoin. 

Kemudahan Ditransfer

Bitcoin mengalahkan mata uang fiat dalam hal kemudahan untuk ditransfer. Selain menghadirkan pembayaran instan dan biaya transaksi yang lebih rendah, Bitcoin juga menawarkan kemudahan penyimpanan dan perdagangan melalui dompet Bitcoin dan bursa. Di sisi lain, mata uang fiat memiliki biaya yang lebih tinggi dan waktu penyelesaian yang lebih lama daripada Bitcoin. 

Utilitas

Bitcoin menggunakan teknologi blockchain untuk validasi transaksi dan pencatatan. Teknologi blockchain menghadirkan sejumlah peluang untuk penggunaan BTC di luar bidang mata uang kripto. Dengan adanya evolusi Fintech dan IoT, Bitcoin juga memiliki utilitas di area yang lain. 

Kesulitan dalam Reproduksi Ilegal

Sifat terdesentralisasi dari teknologi blockchain membuat BTC hampir mustahil direproduksi dengan cara yang ilegal. Pemalsuan hanya dimungkinkan ketika terjadi pembelanjaan ganda atau serangan 51%. Namun, keduanya hampir mustahil terjadi karena sifat terdesentralisasi dari teknologi blockchain

Secara keseluruhan, Bitcoin menjadi berharga karena memiliki semua sifat yang wajib dimiliki untuk menjadi mata uang digital yang berhasil. 

Apa yang Membuat BTC Unik?

Jika kita membandingkan sejarah berbagai mata uang kripto, terdapat tiga hal yang membuat Bitcoin lebih menonjol daripada yang lain. 

Mata Uang Kripto Pertama yang Muncul di Pasar

Saat diperkenalkan, BTC adalah jenis mata uang kripto pertama. Selain kebaruannya, Bitcoin juga menawarkan nilai yang kuat. Dunia tidak pernah menyangka bahwa “mata uang virtual terdesentralisasi” akan melampaui bank atau lembaga keuangan. Dalam waktu dua tahun, dunia menyaksikan banyak “improvisasi” konsep awalnya dan mulai menyadari kelemahan Bitcoin. Namun, konsep mata uang terdesentralisasi yang inovatif tetap memberikan dampak yang terasa hingga saat ini. 

Dominasi Pasar

Jika kita melihat sejarah pasar kripto global, peringkat Bitcoin selalu berada di atas semua mata uang kripto lainnya. Seiring berjalannya waktu, berbagai aset kripto alternatif, atau altcoin, telah berusaha untuk menggantikan Bitcoin. Namun, kapitalisasi pasar Bitcoin adalah yang terbesar di antara semua mata uang kripto yang populer hingga saat ini. Sebuah studi mengungkapkan bahwa Bitcoin meraih hampir 66% dari total pangsa pasar kripto pada tahun 2020. Setelah itu, angka tersebut telah turun ke level 40% pada tahun 2021, tetapi Bitcoin masih memimpin pasar kripto dengan selisih yang besar.

Karakteristik ini membuat Bitcoin unik dan lebih menonjol daripada lawannya. Anggapan bahwa tidak ada yang dapat menggantikan Bitcoin sejatinya terlalu optimistis. Namun, jika melihat pasar mata uang kripto di masa lampau dan masa kini, kita dapat mengetahui bahwa Bitcoin menguasai mata uang digital dan tidak ada kripto lain yang mampu merebut posisinya dalam waktu dekat. 

Konsumsi Energi

Jaringan Bitcoin sangat mengandalkan mekanisme proof of work (PoW) yang mengharuskan ribuan penambang untuk menggunakan mesin dengan konsumsi energi yang besar guna memverifikasi dan menambahkan transaksi setiap hari ke blockchain. Proses verifikasi ini jelas makin rumit seiring dengan naiknya volume transaksi, sehingga akan mengonsumsi energi yang lebih besar seiring berjalannya waktu. Selain itu, proses penambangan Bitcoin juga mengonsumsi energi yang besar. BerdasarkanCambridge University’s Bitcoin Electricity Consumption Index (CBECI), penambangan Bitcoin mengonsumsi listrik sebesar 133,68 terawatt-jam (TWh) dalam satu tahun atau setara dengan konsumsi energi tahunan sebuah negara Eropa berukuran sedang.

Pada bulan September 2020, sebuah studi menyimpulkan bahwa netralitas karbon pada konsumsi energi Bitcoin hanyalah sebesar 39%. Masalah utama terkait dengan tingkat konsumsi energi ini adalah sebagian besar penambang memanfaatkan sumber energi tak terbarukan sehingga meninggalkan jejak karbon yang mengkhawatirkan. Untuk mengatasi masalah ini, para penambang Bitcoin harus memanfaatkan dan berinvestasi dalam sumber daya energi terbarukan, seperti surya, air, dan angin. Berbagai organisasi, seperti Crypto Climate Accord, mendukung perusahaan yang mengadopsi sumber energi yang ramah lingkungan. Mereka juga bermaksud untuk membantu dunia mencapai emisi nol bersih pada tahun 2030. 

Berapa Banyak Bitcoin yang Beredar?

Tanpa perlu diragukan lagi, Bitcoin telah mengalami perkembangan yang jauh sejak Satoshi meluncurkannya pada tahun 2009. Kode sumber dalam laporan resmi membatasi total Bitcoin yang dapat ditambang atau diedarkan sebesar 21 juta. Persediaan yang terbatas ini menjamin bahwa mata uang kripto bersifat langka. Kelangkaan ini jugalah yang menjaga kestabilan harga Bitcoin untuk beberapa tahun mendatang. 

Sejauh ini, sekitar 19,02 juta atau hampir 91% dari total produksi Bitcoin telah beredar. Hanya tersisa kurang dari 2 juta Bitcoin yang belum ditambang. Namun, seiring dengan meningkatkan jumlah Bitcoin yang ditambang, kompleksitas dalam menambangblok baru juga meningkat. Menurut para ahli, sekitar 97% dari total Bitcoin akan beredar pada dekade berikutnya. Namun, 3% sisanya akan ditambang pada abad berikutnya dan Bitcoin terakhir akan memasuki peredaran pada tahun 2140. Alasan lambatnya penambangan ini adalah proses yang disebut halving (dijelaskan nanti dalam artikel ini).

Penambangan BTC

Proses penambangan Bitcoin, yang merupakan analogi dari penambangan emas, adalah mekanisme untuk menerbitkan Bitcoin baru. Proses ini juga memverifikasi dan menambahkan transaksi Bitcoin pada blockchain. Penambangan memerlukan komputer berkecepatan tinggi yang disebut “node” untuk memvalidasi transaksi secara independen dan menambahkan blok transaksi yang divalidasi ke rantai yang terus berkembang. Rantai ini menyimpan catatan lengkap yang bersifat permanen dan publik dari setiap transaksi Bitcoin yang pernah dilakukan. Persyaratan memvalidasi autentisitas transaksi sebelum menambahkannya ke blockchain disebut proof of work (bukti pekerjaan). 

Bukti tersebut sulit untuk dihasilkan, karena satu node harus mencoba miliaran perhitungan per detik sebelum bukti dibuat. Para penambang Bitcoin mendapatkan hadiah dalam Bitcoin atas upaya mereka untuk menerbitkan Bitcoin baru atau membuat bukti dan memverifikasi setiap transaksi. Seluruh proses penambangan ini mencegah penipuan atau pencatatan informasi yang keliru. Selama bertahun-tahun, penambangan telah menjadi bisnis yang sangat kompetitif, karena jaringan Bitcoin secara otomatis meningkatkan kesulitan dalam menemukan blok baru yang valid

Berapa Lama Waktu yang Diperlukan untuk Mengirim Bitcoin?

Saat melakukan transaksi Bitcoin, notifikasi pembayaran akan diterima hampir secara instan. Namun, proses memverifikasi transaksi dan menambahkannya ke blok memerlukan waktu. Jaringan akan mengirim transaksi ke beberapa penambang untuk melalui proses autentikasi. Setelah diverifikasi, pengguna akan menerima konfirmasi berdasarkan konsensus para penambang. Durasi yang diperlukan untuk konfirmasi notifikasi berkisar dari beberapa detik hingga 90 menit, dengan perkiraan rata-rata 10 menit. Pengguna bebas menentukan saat transaksi mereka dianggap berhasil. Pengguna rata-rata akan menunggu hingga enam konfirmasi hingga transaksi mereka dinyatakan aman dan lengkap. 

Kapan Halving Bitcoin Berikutnya?

Proses “halving” dalam Bitcoin memengaruhi jumlah token Bitcoin yang ditemukan dalam blok yang baru saja dibuat. Pada tahun 2008, setiap blok Bitcoin yang baru saja ditambang berisi 50 BTC. Dalam laporan resmi Bitcoin, Satoshi merancang rumus yang mengurangi setengah dari jumlah token BTC dalam blok yang ditambang setiap sekitar empat tahun. Sejak tahun 2008, telah terjadi tiga peristiwa halving (28 November 2012, 9 Juli 2016, dan 11 Mei 2020). Saat ini, sebuah blok hanya berisi 6,25 BTC. Setelah halving berikutnya terjadi, setiap blok hanya akan berisi 3,125 BTC. 

Halving membantu menurunkan laju penyediaan Bitcoin baru. Maka dari itu, halving akan meningkatkan nilai Bitcoin dengan membatasi persediaannya. Halving berikutnya akan terjadi pada musim semi tahun 2024.

Bagaimana pendapat Anda tentang Bitcoin hari ini?
Berikan suara untuk mengetahui pendapat komunitas
Bullish
Bearish
Ikuti Kami di Media Sosial